OPOP Camp 2025: Santri PPAI Annahdliyah Diasah Penguasaan AI dan Kewirausahaan Digital Pengalaman Peserta: Dua Santri PPAI An-Nahdliyah Siap Implementasikan Strategi Digital PASURUAN – Sebanyak 200 santri dari 100 pesantren se-Jawa Timur mengikuti OPOP Camp 2025 yang berfokus pada literasi digital dan penguasaan Artificial Intelligence (AI) untuk mencetak Santripreneur yang mandiri secara finansial. Dua delegasi dari Pondok Pesantren PPAI An-Nahdliyah turut serta dalam acara ini dengan membawa serta produk unggulan pesantren, Sabun Jagat, sebuah sabun herbal alami yang diproduksi langsung oleh santri. Keikutsertaan ini menjadi langkah nyata PPAI An-Nahdliyah dalam mempersiapkan santri untuk memodernisasi unit usaha. Kegiatan yang dihelat selama dua hari, pada 26–27 November 2025 di Candra Wilwatikta, Pandaan, Pasuruan, ini merupakan program tahunan yang diselenggarakan atas kerja sama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur (Disbudpar) dengan OPOP Jatim. Pola Pikir Kewirausahaan Modern di Lingkungan Pesantren Mengusung tema “Santri Digital Bebas Finansial,” OPOP Camp 2025 dirancang sebagai ruang strategis bagi peserta untuk merespons tantangan ekonomi masa depan. Materi pelatihan yang diberikan mencakup penerapan AI, strategi pemasaran digital, dan pengembangan perangkat lunak (software development), yang menjadi bekal penting dalam membentuk pola pikir kewirausahaan modern di kalangan santri. Acara turut dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk Kepala UPT Pemberdayaan Lembaga Seni dan Ekonomi Kreatif Wilwatikta Jawa Timur, Samad Widodo, dan Sekretaris Jenderal OPOP Jatim, Gus Ghofirin. Dalam sambutannya, Samad Widodo menekankan pentingnya pelatihan ini sebagai sarana peningkatan kompetensi digital generasi pesantren. “Penguasaan digital akan membuka pintu kemandirian ekonomi bagi santri, sekaligus meningkatkan daya saing pesantren,” tegas Samad. Ia juga menekankan bahwa ilmu yang diperoleh harus dibawa pulang dan diimplementasikan langsung di lingkungan pesantren. Dorongan Menjadi Pelaku Ekonomi Kreatif Sekretaris Jenderal OPOP Jatim, Gus Ghofirin, dalam sesi materi utama, mendorong santri untuk mentransformasi mindset dari pembelajar menjadi Santripreneur. Ia mengajak peserta memanfaatkan teknologi digital sebagai alat untuk menciptakan peluang usaha baru. Secara teknis, materi diperdalam oleh Syauqi Haris yang membahas aplikasi software development dalam mendukung operasional usaha, serta Alan Hafiludin yang memberikan strategi praktis pemasaran digital melalui materi “Cara Cerdas Jualan di Media Sosial.” Antusiasme dan Rencana Implementasi Santri PPAI An-Nahdliyah Antusiasme kuat ditunjukkan oleh dua santri putri perwakilan dari PPAI An-Nahdliyah, Mirza Kholila dan Ni'matuz Zuhriyah. Mereka mengaku mendapatkan banyak wawasan tentang cara mengemas dan memasarkan produk unggulan mereka, Sabun Jagat, agar mampu bersaing di pasar digital. Mirza Kholila menyampaikan bahwa pelatihan ini memberikan gambaran nyata mengenai cara kerja dunia digital. “Saya jadi lebih paham bagaimana membuat konten yang layak dipublikasikan dan memanfaatkan media sosial secara tepat untuk mempromosikan Sabun Jagat. Banyak hal baru yang sekarang terasa sangat mungkin untuk diterapkan,” ujarnya. Sementara itu, Ni'matuz Zuhriyah menilai materi yang diberikan sangat relevan dengan kebutuhan unit usaha pesantren saat ini. “Kami diajari strategi pemasaran yang sederhana tapi efektif. Kami berencana mendorong pemasaran Sabun Jagat dan unit usaha pesantren lainnya agar lebih modern dan mengikuti perkembangan digital setelah kembali dari pelatihan ini,” jelas Ni’matuz. Melalui OPOP Camp 2025, Disbudpar dan OPOP Jatim berharap program ini dapat melahirkan generasi santripreneur yang tangguh, kreatif, dan adaptif, sehingga mampu berkontribusi pada pengembangan ekonomi pesantren dan masyarakat luas dengan bekal penguasaan teknologi digital dan AI. https://youtube.com/shorts/Sc0FzSMAWes?si=KgSxY_0JVxqbSKib